Masa-masa kesulitan tak berlalu, katanya, sehingga datang kemudahan. "Berlaku paling baiklah, diamlah senantiasa, bersabar, berpasrah dan ridhalah kepada Tuhanmu. Bertobatlah kepada Allah," nasehatnya,
Syaikh Abdul Qadir menjelaskan bahwa di hadapan Allah tiada tempat untuk menuntut atau membalas dendam seseorang tanpa dosa dorongan nafsu, sebagaimana yang terjadi dalam hubungan antarhamba-Nya. Ia, Yang Mahakuasa lagi Mahaagung, sepenuhnya esa. Ia menciptakan hal-hal dan menciptakan manfaat dan mudharat. Maka, Ia mengetahui awal, akhir dan akibat mereka. (Baca juga: Nasehat Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani tentang Benci dan Cinta)
"Ia, Yang Mahakuasa lagi Mahaagung, bijak dalam bertindak dan tiada ketakselarasan dalam tindakanNya. Ia tak melakukan sesuatu pun tanpa arti dan main-main," tuturnya.
Permohonan Sia-sia
Adalah tak layak menisbahkan kecacatan atau kesalahan kepada tindakan-Nya. Lebih baik menunggu kemudahan, jika kau merasakan kepudaran kepatuhanmu terhadap-Nya, hingga tibanya takdir-Nya, sebagaimana datangnya musim panas setelah berlalunya musim dingin, dan sebagaimana datangnya siang setelah berlalunya malam. (Baca juga:Konsep Bersabar Menurut Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani)
Nah, jika kau memohon tibanya cahaya siang selama kian memekatnya malam, maka permohonanmu sia-sia; tapi kepekatan malam kian memuncak hingga mendekati fajar, siang datang dengan kecerahannya, entah kau kehendaki atau tidak.
Jika kau kehendaki kembalinya malam pada saat itu, maka doamu takkan dikabulkan. Sebab kau telah meminta sesuatu yang tak layak. Kau akan dibiarkan meratap, lunglai, jemu dan enggan.
Tinggalkanlah semua ini, senantiasa beriman dan patuhlah kepada Tuhanmu dan bersabarlah. Maka, segala miikmu takkan lari darimu, dan segala yang bukan milikmu takkan kau peroleh.
Demi imanku, begitulah, mohonlah pertolongan kepada Allah, dengan mematuhi-Nya. “Mohonlah kepadaKu, maka akan Kuterima permohonanmu.” (). “Mintalah kepada Allah karuniakarunia-Nya.” (). Mohonlah kepada-Nya, maka Ia akan menerima permohonanmu pada saatnya, bila dikehendaki-Nya, dan bila hal itu bermanfaat bagimu dalam kehidupan duniawimu dan akhirat. (Baca juga:Resep Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani dalam Menempatkan Kebaikan dan Keburukan)