Indonesia
This article was added by the user . TheWorldNews is not responsible for the content of the platform.

Jaga Profesi Nakes usai Viral Wanita Hamil Ditinggal Bidan Tidur, Ini Pesan Gubernur

Merdeka.com - Seorang wanita hamil meninggal dunia bersama calon bayinya yang dituding akibat ditinggal bidan tidur. Kejadian ini viral setelah dibongkar suami almarhumah di media sosial.

Dalam posting-an di sejumlah akun medsos, pria itu bercerita istrinya hendak melahirkan dan dia bawa ke Puskesmas Pauh, Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan, Selasa (9/5) sekitar pukul 22.00 WIB. Pukul 01.30 WIB, ketuban pecah namum hingga pukul 03.00 WIB belum juga melahirkan.

taboola mid article

Beberapa menit kemudian, mereka ditinggal bidan puskesmas untuk tidur. Otomatis mereka tidak didampingi oleh seorang pun tenaga kesehatan di ruang bersalin.

Sontak, pria itu kesal dengan sikap bidan tersebut. Lantas ia mengedor pintu ruang bidan yang tidur dengan maksud menanyakan tindakan yang harus dilakukan karena kondisi istrinya sudah lemah.

Empat jam setelah ketuban pecah atau pukul 05.00 WIB, bidan barulah merujuk istrinya ke RS Ar Bunda Lubuklinggau. Namun, istri dan calon bayi pertamanya tak bisa diselamatkan tak lama setelah tiba di rumah sakit.

Kejadian itu membuat LK kecewa berat. Ia menyayangkan kelalaian bidan membuat dua nyawa yang ia sayangi pergi untuk selamanya.

Gubernur Sumsel Herman Deru mengaku telah menerbitkan surat keputusan penunjukan tim untuk melakukan investigasi terkait kejadian itu. Tim ini diharapkan dapat mencari informasi secara komprehensif dan berimbang.

Tim ini sebagai penguat tim audit bentukan Pemkab Muratara yang sedang bekerja. Ditargetkan, sepekan ke depan tim ini telah mendapatkan hasil investigasi sehingga dapat diambil tindakan lebih lanjut.

"Kita turunkan tim mulai dari Kadinkes Sumsel, Dirut RSMH, Direktur RSUD Siti Fatimah, Inspektorat, Biro Pemberdayaan Perempuan, Biro Hukum, lengkaplah. Mereka bekerjasama dengan Pemkab Muratara," ungkap Deru, Rabu (31/5).

Deru meyakini peristiwa yang viral ini berdampak pada tenaga kesehatan yang lain dan tentu masyarakat umum. Karena itu, ia meminta tim bekerja dengan menjunjung tinggi kebenaran agar berkeadilan.

"Jangan karena individu tertentu, nama nakes tercoreng. Secara umum nakes itu manusia biasa juga, yang juga ada keterbatasan-keterbatasan. Dan informasi-informasi sekarang masih sebelah pihak," ujarnya.

Selain itu, Deru meminta kepada Bupati Muratara agar tidak mudah dalam mengambil kebijakan sebelum ada titik terang masalahnya. Jangan sampai keputusan pimpunan justru berdampak buruk dalam pelayanan kesehatan.

"Saya minta pak bupati menjaga hati para nakes yang bertugas tidak kenal jam, tidak kenal tempat. Ini jangan dilihat dari sisi pas ada masalah saja, tapi harus berimbang," tuturnya.

Sementara itu, Bupati Muratara Devi Suhartoni mengaku sengaja menemui Gubernur Sumsel untuk melaporkan informasi awal dan petunjuk terkait masalah ini. Ia pun sudah mengumpulkan seluruh nakes dengan tujuan memiliki komitmen yang sama dalam pelayanan kesehatan.

"Para nakes kita minta meningkatkan pelayanan dan keramahtamahan," kata dia.

Devi mengaku tidak akan mengambil keputusan ceroboh sebelum tim investigasi selesai bekerja. Pihaknya juga telah menemui keluarga almarhumah sebagai ungkapan belasengkawa sekaligus menggali keterangan saat kejadian.

"Kalau hasil investigasi kita nanti ada kelalaian akan kita berikan hukuman, kita tunggu hasil, kita lihat apakah karena lalai, atau apa nanti kita lakukan tindakan," tegasnya.

[cob]