JawaPos.com–Memasuki awal Desember, curah hujan di Surabaya diperkirakan makin meninggi. Mengantisipasi bencana dan berbagai masalah pada musim hujan, Dinas Pemadam Kebakaran (PMK) bekerja sama dengan berbagai pihak.
”Jadi sebetulnya kebencanaan musim hujan itu yang biasa mengantisipasi Perlindungan Masyarakat (Linmas). Tapi pemkot itu biasanya selalu kolaborasi seluruhnya. Jadi untuk musim hujan ini, PMK pun disiapkan,” ujar Kepala Dinas PMK Dedik Irianto.
Dia mencontohkan saat banjir terjadi di daerah Wonokromo pada awal November, Dinas PMK membantu dengan menyiapkan unit pengisap air. ”Unit ini tersedia di setiap kelurahan. Jadi contoh kalau misalnya ada banjir seperti kemarin kan di Jalan Wonokromo itu ya kita punya unit yg bisa mengisap air kemudian dibuang ke sungai sampai jarak 2 km,” terang Dedik.
Selain itu, menurut Dedik, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sudah membekali PMK dengan berbagai peralatan penunjang. Sebut saja perahu. ”Alhamdulillah sama Ibu Wali Kota juga kita dibekali perahu. Evakuasi misal ada pohon tumbang ya kita mana yang harus dibantu terlebih dulu. Jadi dari linmas atau DKRTH sudah diinfokan untuk menuju lokasi,” ujara Dedik.
Sebagai upaya antisipasi, Dedik mengatakan, terdapat 21 titik pos PMK di Kota Surabaya. Di tiap titik, terdapat sensor pelacak musibah. ”Misa nanti hujan tambah angin sampai ada pohon tumbang, kita juga siap membantu untuk evakuasi. Terus kita juga dibekali ada perahu karet untuk evakuasi. Perahu karet ini jaga untuk evakuasi warga dari perkampungan kalau mau dievakuasi ke tempat pengungsian,” ujar Dedik.
Untuk tahun ini, Dedik mengaku penjagaan diprioritaskan di daerah Mayjen Sungkono. Sebab, di sana merupakan wilayah yang paling rawan banjir. ”Di sana itu ada 3 titik. Jadi tiap hujan turun, kita siap di sekitar sana. Kalau banjir, airnya disedot dulu lalu ditampung sebelum dibuang ke arah barat,” terang Dedik.
Saksikan video menarik berikut ini: