Indonesia
This article was added by the user . TheWorldNews is not responsible for the content of the platform.

TMC untuk Penanganan Karhutla Sulit Dieksekusi, Bibit Awan Jarang Muncul

Amson Padolo (Foto: Selfi/Fajar)

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR--Maraknya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) belakangan ini di beberapa wilayah Sulawesi Selatan menyebabkan setidaknya 250 hektare lahan terbakar. Kondisi ini dipersulit peralatan, lokasi, dan situasi alam yang tidak mendukung pemadaman secara cepat.

Apalagi, saat ini kekeringan akibat El Nino masih membungkus hampir di seluruh daerah, khususnya Sulsel. Akibatnya, sulit untuk membendung karhutla. Satu-satunya cara yang paling efektif untuk mengantisipasi hal tersebut ialah melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Hal ini pernah dilakukan Pemprov Sulsel pada periode musim penghujan awal tahun ini karena curah hujan yang ekstrem. Sehingga hujan diturunkan lebih awal di wilayah perairan (laut).

Kepala Pelaksana BPBD Sulsel Amson Padolo mengatakan, TMC sudah diusulkan sejak lama kepada BNPB. Namun, hal tersebut terhambat karena kondisi awan yang belum mendukung.

"Kita menunggu sampai dasarian ke berapa baru bisa ada. Dilakukan pemantauan dari BMKG Pusat terkait kondisi awan karena memang rawan terjadi karhutla mengingat Sulsel masih banyak hutan dan lahan," kata Amson, Kamis, 28 September.

Lanjut Amson, dalam waktu dekat belum dapat dilakukan TMC. Setidaknya dalam pekan ke depan belum ada tanda-tanda hujan dapat diturunkan dengan TMC.

"Memang yang sangat susah ditangani itu kebakaran hutan, karena lokasi sangat kering, dan susah terjangkau mobil damkar. Kedua, dalam kekeringan agak mudah terbakar. Biar tidak ada pemicunya bisa saja terjadi kebakaran," tukasnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: