Pada hari Minggu, surat kabar Iran Kayhan menyarankan Iran menyerang Haifa untuk menghancurkan fasilitas dan menyebabkan "korban jiwa yang berat" sebagai pembalasan ataspembunuhan ilmuwan nuklir terkemuka Iran Mohsen Fakhrizadeh.(Baca juga:Ilmuwan Nuklirnya Dibunuh, Iran Didesak Serang Haifa Israel)
"Kami mengutuk segala ancaman terhadap Israel dan menegaskan kembali dukungan kami untuk hak Israel untuk membela diri," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (2/12/2020).
Fakhrizadeh tewas dalam penyergapan gaya militer pada hari Jumat di dekat Teheran. Menurut Kementerian Pertahanan Iran ia tewas karena luka-luka yang diderita selama baku tembak antara pengawalnya dan "teroris bersenjata."
Fakhrizadeh, yang disebut sebagai "bapak bom nuklir Iran", mendirikan program nuklir militer Republik Islam di awal tahun 2000-an.(Baca juga:Mengenal Mohsen Fakhrizadeh, 'Bapak Bom Nuklir Iran' yang Tewas Dibunuh)
Kepala Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran Hossein Salami menuduh Israel "merancang dan mengarahkan" pembunuhan Fakhrizadeh dan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengklaim ada "indikasi serius tentang peran Israel."
Media Iran melaporkan pada hari Senin bahwa senjata yang digunakan dalam pembunuhan itu dibuat di Israel.